1 Mar 2024

Story of Us : Latihan Puasa and Mixue

Pagi ini dimulai jam setengah empat pagi. Abi membangunkan umi untuk menyiapkan makan sahur, pasalnya trio senior mau latihan puasa. 

Umi menggoreng tempe, tahu dan ayam tepung. Alhamdulillah genda sahur berjalan lancar.

Anak2 berangkat sekolah lebih pagi hari ini. Utsman sampai ingin puasa lagi esok hari lantaran dia datang awal ke sekolah.

Setelah kakak-kakak berangkat sekolah, umi aisyah dan uwais pergi ke asrama seperti biasa. aisyah dapat rambutan dari kakak amany, diberilah ia 3 biji. tapi aisyah protes, katanya, untuk kakak ghasan umar dan utsman mana? hehe umi dan kakak santri langsung tertawa. akhirnya aisyah pulang membawa 7 biji rambutan. wahh senangnya.

sampai rumah, umi mengurus uwais, menyusui, menyiapkan sarapan dan mandi. umi melihat di sofa, banyak sekali kulit rambutan, lalu umi bertanya pada aisyah, "Lho, katanya buat kakak, kok dimakan?" Aisyah tidak menjawab. Umi pun maklum karena dia senang sekali makan buah.

sejenak umi melupakan rambutan. lalu menyiapkan aisyah setelah selesai dengan Uwais. setelah semua selesai, maka kami pun bersiap berangkat ke perpustakaan sebagaimana biasa. sebelum berangkat umi sempat membuka freezer, ternyata ada 7 butir rambutan yang sudah terkupas, tergeletak manis di dalam toples kecil. Masya Allah, maafkan umi ya, Nak, sempat berprasangka kepadamu. ternyata Aisyah memang menyiapkan untuk kakaknya. sayangnya, kakak sedang puasa, jadi rambutan itu harus bersabar lebih lama lagi untuk bisa disantap.

Umi dan Aisyah ke perpus. Umi terlambat membuka grup whatsapp dan baru menyadari bahwa utsman ada jadwal berenang hari ini. Umi segera menyusul dan membawakan baju ganti serta handuk untuk utsman.

Hari telah siang, utsman pulang naik jemputan seperti biasa. umar yang belum nampak batang hidungnya umi jemput ke toko. utsma dibawakan ayam kecap dari bu Nur karena utsman tidak makan siang. jam empat sore kakak ghasan sudah pulang, ia bercerita bahwa besok-besok ia tidak mau lagi puasa, karena teman-temannya memamerinya makanan. sore hari kami bersiap untuk buka puasa di luar. berbekal nasi dan lauk dari rumah, kami berangkat menuju BSD. kemana lagi kalau bukan ke mixue, hehe. setelah hampir sampai, rasanya masih terlalu lama jaraknya dengan adzan magrib, maka kami berjalan-jalan dahulu tak jauh dari outlet mixue.

Di sana kami membeli tempe mendoan, onde2 serta odading, lalu toge goreng. setelah dapat kami meluncur ke mixue. karena tidak ada yang antri, kami langsung membeli es krim. setelah itu kami naik ke lantai 2 untuk menikmati santap buka kami. tidak dinyana, adzan magrib masih 15 menit lagi, haha. di situlah kami merasa surprise dan kebingungan lantaran es sudah mulai mencair.

Lalu abi mulai membuka Acara sembari menunggu adzan berkumandang.

"Alhamdulillah kita makan-makan di sini dalam rangka tasyakuran ya. Kaka ghasan habis jualan, dan jg terbit buku miniatur pisang. Umar naik iqro 5, utsman naik iqro 4, aisyah sudah pinter ke kamar mandi."

Kurang lebih seperti itu yang disampaikan abi. Aisyah yang tidak puasa, memegang es krim dan menyantapnya. Kebetulan kami memesan 2 es krim, 1 boba (dganti dengan oreo) serta kiwi es krim.

Tak lama adzan pun berkumandang. Kami menghitung mundur bersama. Aaaa selamat lah lelehan es krim itu pada akhirnya.

Alhamdulillah semua senang. Setelah menikmati es krim, kami sholat di masjid terdekat. Lalu pulang, tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada abi yang sudah mengajak kita keluar hari ini.

Bada isya kami sampai rumah, makan sedikit saja karena sudah mengantuk.









29 Dec 2023

Diary Musyrifah : Obrolan Empat Mata

 

            Setiap awal tahun saya selalu berusaha menyempatkan diri mengobrol intens bersama santri. Santri saya panggil satu per satu untuk mengobrol berdua. Obrolan empat mata ini sebagai kunci untuk membuka dan menyelami hati mereka. Mengapa harus berdua? Karena mereka tidak akan mungkin bisa leluasa bercerita jika ada banyak teman di asrama.


“Hobi saya main game ustadzah.”

“Hmm begitu ya, nanti mau jadi apa?”

“Programmer.”

“Anti suka banget sama komputer, dong, ya, berarti?”

“Iya, Dzah.”


Itu adalah salah satu penggalan obrolan saya dengan santri. Kali lain ada yang bercerita tentang pengalamannya sewaktu sekolah dasar, dan banyak obrolan lainnya.


“Dia itu pacar saya waktu saya SD, tapi sekarang udah putus.”

“Kakak saya dulu murid ustadzah lho, sekarang kuliah di Malang.”

“Dulu kami sekeluarga pernah dikejar orang gila, itu pengalaman yang tak terlupakan, ustadzah.”


Kalimat di atas adalah beberapa penggalan obrolan kami. Yang paling penting untuk saya ketahui pertama adalah tentang keluarga. Jangan sampai saya berbicara tentang ibu padahal santri tersebut adalah piatu. Wajib untuk seorang musyrifah tahu, santri tersebut tinggal dimana, anak ke berapa, dan yang paling penting, apakah orang tuanya masih lengkap atau tidak.


Kedua, saya ingin mendeteksi apakah ada masalah di asrama atau tidak.


Karena tujuan terbesar saya adalah memastikan semua penghuni asrama merasa nyaman tinggal di asrama. Jika mereka nyaman, in syaa Allah tidak akan ada masalah di halaqah dan kelas karena mereka bisa nyaman belajar dan menghafal. Bisa mengatur waktu antri mandi dan makan dengan baik. Bangun tidur, piket, berangkat ke masjid dan ke sekolah pun tidak perlu banyak effort untuk menggerakkan mereka.


Asrama ibarat rumah. Semua anggota asrama adalah keluarga. Maka tidak boleh ada yang merasa terpinggirkan atau merasa sendirian.


Tugas musyrifah adalah membuat mereka tinggal senyaman mungkin, menjadi tempat bercerita, karena setiap santri, adalah manusia seperti kita. Memiliki perasaan dan ingin diperhatikan. Yang nampak baik-baik saja, belum tentu demikian. Maka menjadi pendengar yang baik adalah langkah tepat agar mereka merasa diterima dan berharga.


Sebagai musyrifah, tentu peran kita tidak cukup jika hanya menjadi pendengar saja. Di sisi lain, kita juga harus meluruskan jika pemahaman mereka masih kurang. Namun memberi pemahaman ini tentu saja tidak langsung serta merta, atau bahkan langsung melarang begini dan begitu. Karena jika demikian, ke depannya mereka tidak akan mau lagi berbagi cerita dengan kita. Begitu pun sebaliknya, tidak langsung mengiyakan semua keluh kesah mereka. Di sinilah musyrifah harus bisa tarik ulur dengan santri. Karena bagaimanpun juga, mereka adalah perempuan yang tercipta dari rusuk yang bengkok. Jika terlalu pelan, tidak akan lurus. Jika dipaksa lurus, akan patah.


Maka langkah yang tepat adalah pertama kali kita harus menerima emosi mereka. Setelah itu, baru kita selipkan nasehat pelan-pelan. Jika mereka merasa nyaman, kita akan kewalahan karena mereka akan datang sendiri kepada kita terutama ketika ada masalah.


Jadi musyrifah memang tidak mudah. Namun yang sulit bukan berarti tidak bisa dilalui.


Musyrifah memang sering kali dipandang sebelah mata, atau malah masih ada yang bertanya-tanya, musyrifah kerjanya apa, sih?


Musyrifah ini memang mirip-mirip seperti ibu. Seberapa beratnya pekerjaan, pasti tidak akan terlihat. Yang terlihat adalah, ibuku di rumah saja, tidak bekerja.


Maka dibutuhkan hati yang sangat lapang sebelum kita memutuskan untuk menjadi musyrifah.


Hati yang lapang ketika tidak dianggap, hati yang lapang ketika tidak mendapat penghargaan. Karena output dari pekerjaan sebagai musyrifah memang tidak terlihat. Jika angka rapot adalah hasil didikan guru di sekolah dan banyaknya ziyadah adalah hasil didikan guru di lingkaran halaqah, maka bersiap-siap saja, karena musyrifah tidak menghasilkan apa-apa.


Walaupun asrama selalu bersih, rak handuk dan sepatu selalu rapi. Tidur dan bangun tepat waktu, berangkat ke sekolah dan halaqah tidak telat, itu hanyalah sebuah keharusan. Tanpa perduli bagaimana susahnya musyrifah mengatur semua itu.


Santri bukan bebek yang jika diayun tongkat ke kanan, maka mereka akan bergerak ke kanan. Bukan juga robot yang mudah dkendalikan.


Mereka adalah tonggak peradaban. Musyrifah harus kuat untuk mendidik dan mengantarkan mereka ke peradaban yang lebih gemilang.


Semangat musyrifah!


Bogor, 29 Desember 2023

Ayu Wardati


13 Nov 2023

Teruslah menulis



Teruslah menulis,

karena sebuah alunan pena kadang-kadang lebih mengerikan daripada ayunan pedang

-ayu wardati-

8 Dec 2020

Memanfaatkan Pojok Kamar untuk Mushola


 Salah satu doa yang mustajab yakni doa yang dilakukan ketika sujud.

Yuk buat mushola di rumah biar makin semangat ibadahnya.

Di rumah dinas kami tidak banyak ruangan yang bisa dijadikan mushola, jadi kamu memanfaatkan pojok ruangan sebagai tempat beribadah.


Pojok kamar ini tadinya isinya kasur.  


Tapi kasurnya sudah dikeluarkan dan dijadikan sofa.

Untuk pembuatannya bisa dilihat di postingan sebelumnya ya.

cara membuat sofa 

setelah kasurnya dikeluarkan, saya tambahkan rak buku yang mungkin akan nyambung jika disatukan dengan mushola.

Nah cara membuat mushola ini juga gak sulit loh. Kita hanya perlu bahan baku wallpaper, kardus, dan sterofoam, untuk alatnya standart ya, gunting penggaris dan cutter. 

Cara membuat mushola minimalis dengan budget rendah yaitu :

1. Buat cetakan bentuk pintu masjid dari kardus.

Cara ini untuk membuat agar bentuk pintu antara kiri dan kanan sama dan seimbang. 

2. Potong sterofoam sesuai cetakan tadi 

3. Buat penyangganya

Besarnya menyesuaikan ukuran pintu. 

4. Bungkus dengan wallpaper

Untuk bagian yang melengkung, caranya seperti gambar ini ya 

5. Satukan antara tiang dan pintu bagian atas

6. Tempelkan ke tembok

Saya memakai double tape tebal.

Hias sesuai selera.

nah mudah bukan membuatnya. semangat mencoba

29 Nov 2020

Membuat Sofa dari Kasur bekas/lama yang tidak terpakai

 Punya kasur lama yang udah nggak kepakai?

sabar bund, jangan buru-buru dibuang karena bisa jadi sofa lho...

tentu saja melihat juga bahannya ya. kalau tidak ada pernya bisa dibuat sofa. atau kalau pinggirnya keras,bisa dibengkokkan atau dipotong terlebih dahulu di titik lengkungannya.

nah ini kasur kami yang sudah 8 tahunan, sudah kempes juga, tapi masih bisa dimanfaatkan sebagai tempat duduk. supaya lebih kuat, bisa dijahit ya bund covernya.




nah, gimana, bermanfaat kan jadinya kasurnya?

punya kasur bekas juga? bisa dicoba ya bund

14 Jul 2020

Repair Rak Piring Model Lama

 Kali ini emak mau bongkar rak piring jadul ya gaes...


Masalahnya pintunya sudah rusak dua-duanya sehingga menjadi sangat penting buat repair karena dalemnya berantakan banget.


10 Apr 2020

PSBB DKI Jakarta, Kantor Bank Buka atau Tutup?



PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar) di DKI Jakarta resmi diterapkan hari ini, 10 April 2020. Jika ada kerumunan di atas 5 orang akan diberi sanksi tegas. Seluruh fasilitas umum akan ditutup oleh pemerintah, dan saat ini tidak boleh ada orang berkerumun. Gubernur Anies Baswedan menegaskan PSBB ini sudah berdasarkan hukum, jadi bukan sekedar himbauan maka akan digalakkan untuk ditaati masyarakat.

Lantas bagaimana operasional sejumlah Bank? Buka atau Tutup?


Bank Indonesia (BI) memastikan tetap jalankan layanan selama ditetapkannya PP Pembatasan Sosial Berskala Besar Sehubungan (PSBB).

"Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral Republik Indonesia, mendukung sepenuhnya keputusan Pemerintah tersebut," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keteragan tertulisnya di Jakarta, Rabu (8/4/2020).

Pasal 13 ayat (3) PMK dan penjelasan poin D tentang Pedoman Pelaksanaan PSBB yang merupakan lampiran dari PMK dimaksud, Bank Indonesia, lembaga keuangan, dan perbankan diberikan pengecualian peliburan tempat kerja karena termasuk kriteria kantor atau instansi yang memberikan layanan perekonomian dan keuangan.

Bank tetap buka, bagaimana jam operasionalnya?

Masing-masing bank menerapkan kebijakan yang berbeda, bahkan setiap cabang di Bank yang sama menerapkan kebijakan yang berberda. Namun bank tetap harus mengindahkan aturan PSBB yang berlaku di Jakarta, yaitu menghindari kerumunan di atas 5 orang. Jadi siap-siap kalau bank sudah penuh anda akan ditolak masuk dan harus mencari cabang lainnya.